Minggu, 09 Januari 2011

Metode Belajar

Teuku Asrul

METODE BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pads individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebutteijadi karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi ileh berbagai faktor seperti bahan yang dipelajari, faktor instrumental, lingkungan, dan kondisi individual si pembelajar.
Pada dasarnya, belajar merupakan masalah bagi setiap orang. Dengan belajar maka pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, tingkah laku, dan semua perbuatan manusia terbentuk, disesuaikan dan dikembangkan. Aktifitas belajar sangat berkaitan dengan fungsi otak manusia. Sebagai organisme hidup, manusia merupakan -suatu organisasi biologik yang dalam ujud strukturalnya terjadi secara genetik.
Ada tiga pakar pendidikan yang teori serta pandangannya bisa digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi. Vaitu :
1. John Dewey (2001)
Menurutnya, adalah memberi pengalaman belajar yang tepat bagi peserta didik.

2. Vgotsky (2001)
Menurutnya, terdapat hubungan yang erat antara pengalaman sehari-hari denagn konsep keilmuan

3. Ausubel (2001)
Menurutnya, pengalaman belajar baru akan masuk kedalam memori jangka panjang dan akan menjadi pengetahuan baru


B. Jenis jenis Belajar

1. Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak, tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Misalnya belajar matematika, kimia, komsografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.

2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam' belajar ini latihan­latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini. Misalnya olah raga, musik, menari, melulds, memperbaiki benda-benda elektronik dannjuga sebagian materi pelajaran agama seperti agama seperti ibadah shalat dan haji.

3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan tekhnik-tekhnik untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seperti masalah keluarga, masalah pesahabatan, masalah kelompok, dan sebagainya. Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional, bidang-bidang studi yang temasuk bahan pelajaran sosial antara lain pelajaran agama dan ppkn.


4. Belajar Pemecahan Masalah

            Belajar pemecahan masalah pads dasamya adalah belajar menggunakan metode­
metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah
untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah
secara rasional, lugas, dan tuntas, Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep­
konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insigat (tilikan akal) amat diperlukan.
Dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan
masalah. Untuk keperluan itu guru sangat di anjurkan menggunakan model dan strategi mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan masalah.

5. Belajar Rasional

Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara
logis dan rasional. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan
menggunakan prisip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya
dengan belajar pemecahan masalah, Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat,logis, dan sistematis

6. Belajar Kebiasaan

Belajjr kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau
perbaian kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan
perintah, sun teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran
Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

7. Belajar Apresiasi

            Belajjar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atai nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan pernah rasa yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, musik, dan sebagainnya
8. Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan studi adalah belajar dengan cara melakukan penyelididkan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pembelajaran denang melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuannya ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat laboratorium dan penelitian lapangan.
C. Cara-cara Belajar yang Baik
Ada dua metode yang sering dipergunakan
1. Metode keseluruhan
2. Metode bagian
Belajar dengan menggunakan metode keseluruhan ialah mempelajari bahan
sebagai suatu kesatuan. Belajar dengan metode bagian ialah mempelajari bahan dengancara membagi bahan gtas bagian-bagian.
Semakin berarti suatu bahan semakin baik untuk mempelajarinya dengan
menggunakan metode keseluruhan. Tetapi sebaliknya semakin kurang berarti sesuatu bahan, misalnya kata-kata yang satu dengan yang lain tidak ada hubungannya. Lebih tepat jika mempergunakan metode bagian. Jadi masing-masing mempunyai keuntungan­ keuntungan, tetapi pada umumnya kombinasi dari metode-metode itu lebih baik apabila masing-masing metode itu digunakan sendiri-sendiri.
1. Usaha yang terpencar
Yang dimaksud dengan usaha yang terpencar ialah bahwa belajar akan lebih
efektif apabila periode-periode kerja disusun terpencar dan tidak terpusat.


2. Ingatan

Dalam belajar ingatan sangat diperlukan. Karena pada umumnya tujuan utama
pendidikan disekolah adalah apabila murid menguasai pelajaran yang telah
diberikan. Hal ini dihubungkan dengan kemampuan anak untuk mengingat
kembali apa yang telah dipelajari.
Metode Belajar SQ3R

            SQ3R pada dasarnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks
yang meliputi

1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti akan mengidentifikasi seluruh teks.
2. Queistions, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas
 pertanyaan-petanyaan yang telah tersusun.
4. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
5. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang
    tersusun pada langkah kedua dart ketiga.

            Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan belajar.
Disamping faktor yang ada didalam diri orang itu sendiri, banyak pula faktor yang
berasal dari luar individu itu sendiri.
           
Dr.Rudolf Pintner mengemukakan sepuluh macam metode didalam belajar,
seperti berikut.

            a. Metode keseluruhan kepada bagian
Didalam mempelajari sesuatu kita hares memulai dahulu dari keseluruhan, kemudian barn mendetail kepada bagian-bagian atau bab-bab tetentu yang kita anggap penting atau yang merupakan inti pokok buku tersebut. Metode ini pendapat psikologi Gestalt.

            b. Metode keseluruhan lawan bagian
Untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas, tepat dipergunakan metode keseluruhan. Seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek, mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan sebagainya. Untuk bahan-bahan yang bersifat nonverbal, seperti keterampilan, mengetik, menulis, dan sebagainya.

           c. Metode campuran antara kesuluruhan dan bagian
Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya sangat
luas, atau yang sukar-sukar. Misalnya tata buku atau bahan kuliah lain pada umumnya

d. Metode resitasi
Resitasi dalam hat ini berarti mengulangi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang versifat verbal maupun non verbal. Metode resitasi ini disebut juga dengan metode pemberian tugas, maksudnya agar siswa mengulangi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan.

e. Jangka waktu belajar
Dari hasil-hasil eksperimen ternyata jangka waktu (periode) belajar yang
produktif seperti menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan, dan
sebagainya adalah antara 20-30 menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif. Disamping itu, kita harus ingat juga bahwa besamya minat yang ada pada seseorang terhadap suatu pelajaran dapat memperpanjang jangka waktu belajarnya.

f. Pembagian waktu belajar
Dari berbagai percobaan telah dapat dibuktikan, bahwa belajar yang terus­ menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat tidak efisien dan tidak efektif. Oleh karena itu, untuk belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar.
g. Membatasi kelupaan
Bahan pelajaran yang telah kita pelajari seringkali mudah dan lekas dilupakan.
Maka, untuk jangan sampai lekas lupa atau hilang sama sekali, dalm belajar perlu adanya ulangan atau review pada waktu-waktu tertentu.

h. Menghafal
Tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang lugs atau banyak dalam waktu yang relatif singkat.




Diskusi Pantun

Teuku Asrul

PANTUN


  1. Pengertian pantun
Pantun adalah kalimat bersajak yang terdiri dari empat baris kalimat sebait. Dua baris pertama disebut dengan sampiran dan dua baris selanjutnya disebut dengan isi. Pantun salah satu karya sastra bersifat anonim artinya pantun menyembunyikan penciptanya, sehingga pantun dikatakan milik rakyat.

  1. Ciri – ciri pantun
    1. Terdiri dari empat baris dalam sebait
    2. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris kedua disebut sebagai isi.
    3. Akhir baris pertama bersajak dengan pertengahan baris kedua dan akhir baris ketiga bersajak dengan pertengahan baris keempat.
    4. Pada umumnya persajakan akhir baris bersajak ab-ab.

Ciri – ciri pantun di atas bisa saja berubah dalam susunan sebuah pantun, karena karya sastra tidak bersifat sacral bisa saja suatu saat nanti berubah disebabkan oleh kreatifitasnya pengarang.

  1. Klasifikasi pantun
Dilihat dari segi pemakai pantun dapat dibagi kedalam tiga jenis.

    1. Pantun anak - anak
`           Pantun anak-anak adalah pantun yang digunakan di kalangan anak - anak.
                        Contoh :
                                                Taktuntong – taktuntong
                                                Boh jagong merapati
                                                Soe nyang cok ata lon
                                                Beupuntong jaroe aki

    1. Pantun pemuda
Pantun pemuda adalah sejenis pantun yang digunakan dikalangan pemuda.
Contoh :
                                                Pecah ombak di tanjung cina
                                                Menghempas pecah di tepian
                                                Biarlah makan dibagi dua
                                                Asal adik jangan tinggalkan

    1. Pantun tua
Pantun tua adalah pantun yang digunakan di kalangan orang tua yang berisikan nasehat, agama dan adat.
Contoh :
                        Bukon sayang lon kalon buweh
                        Puteh – puteh lam laot raya
                        Bukon sayang lon kalon wareh
                        Ok ka puteh seumahyang hana


Pertanyaan Dari Audien



Pertanyaan dari sari rahmah
  1. Sejak kapan pantun dikenal?
           

            Dijawab oleh Hidayatullah :

                        Pantun di Indonesia dikenal sejak awal permulaan adanya karya sastra. Masa populernya pantun kira-kira pada tahun 1920-an sampai tahun 1930. Pantun juga merupakan karya sastra paling tua yang digunakan masyarakat Indonesia sebelum masuknya kebudayaan asing, khususnya budaya Barat.

            Jawaban soal diatas ditambah oleh sugeng priono :

                        Dan pantun juga dianggap milik masyarakat / rakyat karena tidak diketahui syapa yang menciptakannya dan tidak diketahui siapa yang pertama sekali memperkenalkannya atau yang pertama sekali menciptakannya.


Pertanyaan dari icut
  1. jelaskan !
    1. Apakah pantun pernikahan itu bersifat sacral atau sudah ditentukan secara tetap / tidak berubah – ubah.
    2.  Apakah pantun dalam buku lupus termasuk kedalam pantun, jika itu pantun termasuk ke pantun apa?
Contoh pantun di dalam buku lupus :

            Kalau bulan terlihat terang
            Kodok pun ikut berdendang
            Kalau kamu mau kusayang
            Boleh gak pantatmu kutendang

Dijawab oleh Teuku Asrul :

Jawaban soal a :
Pantun dalam acara pernikahan itu bersifat berubah – ubah menurut syapa ahli dari pembaca pantun itu sendiri tidak ada satu ketentuan yang disahkan. Artinya dari pihak wanita dan pihak laki – laki telah memilih masing – masing satu orang untuk berpantun. Kadang – kadang mereka saling mempertahankan pantun mereka sehingga memakan waktu yang lama.

Jawaban soal b :
Setelah saya analisis dari ciri – ciri pantun itu sendiri pantun tersebut adalah dinyatakan sebagai pantun,karena lebih banyak ciri yang terlihat dari pantun tersebut. Ciri – ciri pantun tersebut bisa saja berubah  menurut perkembangan jaman dan kreatifnya yang menciptakannya, karena pantun itu sendiri tidak bersifat sacral dan bisa saja berubah – ubah tidak sama halnya dengan mantra.