Minggu, 07 April 2013

Refleksi perkuliahan strategi belajar mengajar.


-->02/April/2010
Sesuatu yang Tertunda
Oleh: Teuku Asrul
Sebenarnya saya sangat merasa kesal, karena di semester enam ini saya tidak dapat mengambil mata kuliah Mikro. Hanya saja saya belum mengikuti mata kuliah Strategi Belajar-Mengajar (SBM) pada semester genap yang lalu. Saya tidak tahu sebelumnya bahwa ada mata kuliah bersyarat dan mau tidak mau saya harus menyelesaikan mata kuliah strategi belajar-mengajar terlebih dahulu untuk mengambil mata kuliah mikro nantinya.
Wajar, jika mata kuliah strategi belajar mengajar ini sebagai salah satu syarat untuk mengambil mata kuliah mikro, karena yang diajarkan pada mata kuliah ini adalah tentang metode, teknik dan strategi mengajar yang nantinya akan dipraktekkan juga pada mata kuliah mikro.
Sekarang saya sudah selesai mengikuti perkuliahan strategi belajar-mengajar. saya sedikit ingin bercerita tentang apa saja yang saya dapatkan dari perkuliahan ini. Sungguh sangat banyak kesan-kesan yang mungkin tidak didapatkan pada perkuliahan lainnya.
Perkuliahan ini diasuh oleh bapak Drs.Teuku Alamsyah,M.Pd yang biasanya kami panggil Pak Teuku. Beliau adalah seorang dosen yang sangat handal dalam proses belajar-mengajar. Saya pribadi sangat ingin bisa mengajar seperti beliau dan saya yakin saya pasti akan bisa, karena tidak ada suatu perbuatan pun yang tidak bisa jika kita mau berusaha.
Pembelajaran perkuliahan ini mencakup teori dan praktek. Dosen kami juga telah mempersiapkan modul kuliah sebagai panduan perkuliahan. Istimewanya beliau sangat mengerti akan mahasiswa. Modul itu terus dibagikan kepada kami sedangkan administrasinya nanti bisa diselesaikan pada saat uang sudah ada. Materi yang mencakup didalamnya antara lain, guru dan pembelajaran, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, keterampilan dasar mengajar, dan strategi pembelajaran.
Selain itu, untuk memperjelas teori dosen saya juga mempraktekkan pembelajaran dengan mengumpamakan kami semua sebagai murid SLTP. Bermacam model pembelajaran yang menarik yang diperlihatkan kepada kami. Saya pribadi sangat senang dengan apa yang telah beliau ajarkan. Di dalam proses belajar mengajar pun beliau selalu menghargai apa yang telah kami kerjakan dan tidak ada sedikit pun unsur yang memberatkan kami. Mudah-mudahan beliau serta dosen-dosen yang seperti beliau terus ada sepanjang masa.
Saya juga terus berusaha dan berdoa agar bisa menjadi orang yang sukses nantinya di bidang keguruan, karena saya yakin akan bakat saya menjadi seorang guru professional. Singkat cerita saya telah menjalani proses pembelajaran mata kuliah strategi belajar-mengajar ini, semoga saja saya memperoleh nilai yang memuaskan dan bisa mengambil mata kuliah yang tertunda. 



Refleksi Perkuliahan Jumat, 9 April 2010
Indah, Sejuk, dan Nyaman


Pagi jumat, 9 April 2010 aku mengikuti perkuliahan Strategi Belajar Mengajar. Sangat menyenangkan perkuliahan di pagi itu. Belajarnya santai, ruangan mewah, pokoknya sangat asyik. Aku selalu saja bersemangat mengikuti perkuliahan di pagi jumat. Tidak terasa aku telah menempatkan pantatku di kursi yang beralaskan gabus. Tidak sama seperti biasanya mengikuti perkuliahan di diploma, sudah panas, kursinya kayu lagi.
Setelah semuanya masuk ruangan, tiba-tiba dosenku melontarkan perintahnya untuk mengatur kursi seperti halnya ruangan siswa SMP. Tidak lama kemudian kami pun melaksanakan titah beliau. Rupanya beliau ingin memperagakan strategi pembelajaran menulis petunjuk melakukan sesuatu kepada kami dan kami pura-pura menjadi siswa SMP. Wah, bagiku inilah hari yang sangat menyenangkan, karena aku bisa kembali menjadi siswa SMP, tapi tidak mungkin itu bisa terjadi. Waktu tidak bisa di Undo seperti sebuah program yang ada pada komputer.
Kemudian dosenku mengucapkan salam, petanda kegiatan belajar-mengajar telah dimulai. Canda tawapun terjadi sejenak sebelum memulai materi pembelajaran. Beliau pun pura-pura menanyakan siswa yang tidak hadir dan menanyakan kepada kami tentang kabar mereka. Jawaban kami pun sangat bervariasi. Ada yang mengatakan sakit, tidak ada kabar dan ada yang mengatakan izin. Itu hanyalah contoh pembelajaran yang dipraktekkan kepada kami, aku pribadi punya keinginan besar untuk menjadi pengajar seperti beliau, bagiku beliau lah pengajar yang handal yang pernah kulihat.
Untuk kegiatan awal beliau menanyakan siapa yang pernah sakit, pertanyaan itu hampir ke semua peserta didik beliau tanyakan. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengaitkannya dengan substansi yang diajarkan kepada anak didik. Orang sakit pasti akan ke dokter dan dokter pasti memberikan obat. Beliau menanyakan kepada peserta didik bahwa aturan untuk mengkonsunsi obat itu apa namanya. Hal itu adalah suatu upaya agar anak didik dapat berfikir kreatif. Ada yang menjawab aturan pakai dan sebagainya. Sebenarnya jawaban tersebut semua benar, tetapi karena proses belajar-mengajar itu berkenaan dengan menulis petunjuk melakukan sesuatu maka, beliau menegaskan bahwa tepatnya adalah petunjuk.
Langkah selanjutnya, beliau membentuk kelompok-kelompok kecil. Setelah semua anak didik sudah duduk berkelompok beliau membagikan kertas berwarna kepada setiap anak didik dan membagikan satu kertas plano perkelompok. Kemudian setiap kelompok diberikan kebebasan untuk membuat apa saja dari kertas itu. kemudian diskusikan dengan teman sekelompok untuk menuliskan petunjuk pembuatan apa yang diperbuat kelompok di atas kertas plano dan nantinya satu orang dari masing-masing kelompok akan membaca petunjuk yang telah dibuat dan yang lainnya mempraktekkannya kepada kawan kelompok lainnya ke depan.
Setelah semua kelompok selesai mempresentasikannya kertas plano tersebut ditempelkan di dinding. Apresiasi masing-masing kelompokpun diberikan oleh beliau agar anak didik puas dengan hasil kerjanya. Akhirnya beliau mengambil kesimpulan bahwa dalam menulis petunjuk melakukan sesuatu ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Kalimat perintah
2. Sistematis
3. Singkat dan jelas
4. Mudah diikuti
Setelah substansi di atas dijelaskan, beliau memberi kesempatan untuk menyempurnakan apa yang telah dikerjakan oleh masing-masing kelompok dan akan ditindaklanjuti pada pertemuan berikutnya. Akhirnya beliau mengucapkan salam petanda proses belajar mengajar telah berakhir.



Refleksi perkuliahan strategi belajar mengajar.

Perkuliahan hari ini lagi-lagi saya menjadi siswa SMP, karena kelompok satu tampil untuk mengajar. Salah satu teman saya yang bernama Alfi dari kelompok satu menjadi guru dan ada beberapa temen saya perwakilan masing-masing kelompok menjadi pengamat.
Setelah semua posisi tersusun rapi Alvi langsung masuk keruangan seakan-akan dia baru memasuki ruangan. Dia pun langsung membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Saya dan temen-temen langsung menjawab salamnya.
Dia mengajarkan kepada kami tentang puisi. Kemudian dia menjelaskan kepada kami konsep-konsep tentang puisi. Setelah itu kami dibagikan kertas olehnya dan kemudian dia menyuruh kami membuat puisi dengan membayangkan keindahan alam. Kami diberikan kesempatan olehnya lima belas menit untuk menyelesaikan tugas itu dan bebas memilih tempat, mau di dalam ruangan, di luar dan dmna saja yang penting puisi harus siap dalam lima belas menit.
Lima belas menit pun telah berakhir dan kami langsung duduk kembali di tempat masing-masing. Kemudian Alvi menyuruh beberapa dari teman saya untuk membacakan puisi yang telah dibuat satu-persatu. Setelah semuanya usai Alvi menarik kesimpulan apa yang telah diajarkannya dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Kemudia dosen saya mempersilahkan pengamat untuk berkomentar. Setelah pengamat mengutarakan komentarnya, dosen saya memberikan kesempatan untuk kami semua untuk berkomentar. Saya mengacungkan tangan saya dan dosen saya mempersilahkannya. Selesai saya mengutarakan komentar, kemudian dosen saya mulai mengomentari semuanya termasuk pengamat dan komentator lainya.
Beliau sangat luar biasa, tak pernah terfikirkan dalam fikiran saya untuk mengomentari hal-hal yang positif dari penampilan yang telah dipraktekkan oleh Alvi. Bahkan pengamat sendiri mengomentari Alvi dengan hal-hal yang negative terlihat dari penampilannya. Padahal itu adalah penampilan pertama dan sungguh harus diakui bahwa Alvi sangat berani dan percaya diri dan mungkin yang lainnya tidak bisa seperti dia. Setelah semua usai kami pun keluar ruangan dan saya pergi untuk masuk ke perkuliahan lainnya.