Kamis, 28 Oktober 2010

Refleksi Microe

Oleh : Teuku Asrul

Refleksi I


Hari                 : Rabu
                      Tanggal             : 22 September 2010

Siang yang begitu menyengat dengan suhu tak menentu derajat mengeluarkan hawa panas dan membuat manusia kantuk itu adalah pukul, 14.00 WIB. Hari itu adalah hari pertama saya mengikuti perkuliahan Mikro. Saat itu, saya terpaksa menunggu seorang teman untuk berangkat kekampus, dikarenakan merasa tak percaya diri dengan penampilan perdana memakai baju putih dan celana hitam serta sepatu hitam mengkilap.
Sebenarnya saya sudah sangat ingin memakai seragam itu, sampai-sampai saya merasa sangat bahagia. Rasa haru ditambah rasa malu-malu bercampur menjadi satu. Hari itu adalah hari yang kutunggu-tunggu dari semester enam yang lalu.
Sesampainya saya di depan RKU III, saya melihat teman-teman begitu ramai memakai baju dan celana berwana sama seperti saya. Saya sangat merasa kesal setelah masuk ruangan, hawa panas dan rasa kantuk mulai merasuki pikiran. Sungguh panas ruangan itu, tidak seperti ruangan teman saya mengikuti perkuliahan Mikro di semester enam yang lalu. Namun, Suasana itu tidak membuat saya bosan, karena semangat tetap memaksa saya untuk menulis format RPP yang dituliskan di papan tulis.
Selang beberapa menit dosen saya pun masuk. Beliau menjelaskan beberapa hal penting menyangkut waktu dan tempat perkuliahan dan menginstruksikan kepada kami untuk membuat refleksi setiap pertemuan. Selain itu, beliau juga menjelaskan sedikit tentang format RPP yang telah dituliskan di papan tulis. Kemudian beliau memberikan daftar SK dan KD untuk penyusunan RPP.
Beliau saat ini sedang banyak kegiatan, sehingga untuk minggu depan tidak masuk. Jadi, beliau  memberikan peluang agar dalam waktu dua minggu itu digunakan untuk mempersiapkan RPP.


Refleksi II

Hari                 : Selasa
Tanggal           : 05 Oktober 2010

Pagi itu suasana  sangat tidak mendukung. Darah  bagaikan ingin membeku, sungguh di pagi itu bagaikan turun salju dari langit tuhan. Pagi itu adalah pertemuan kedua perkuliahan mikro. Setelah semua menempatkan posisi di tempat masing-masing, dosen saya meminta refleksi pertemuan pertama untuk dikumpulkan. Ternyata belum ada kesiapan untuk mengumpulkannya, ada yang mengambil spidol untuk tulis nama dan sebagainya. Akhirnya beliau kembali menegaskan tentang kontrak perkuliahan. Saya dipanggil untuk menuliskan beberapa poin yang harus dipatuhi bersama ke papan tulis.
Setelah semua kesepakatan selesai, akhirnya pak Teuku memberikan waktu kepada teman saya yang tampil pagi itu. Teman saya itu bernama Nurmala dan pengamatnya bernama Rini Deviana. Nurmala mengajar dengan standar kopetensi dan kopetensi dasar  yang telah tersusun dalam bentuk RPP. Sungguh luar biasa dengan penampilan perdananya, walaupun ada sedikit kejanggalan tetapi itu sudah luar biasa bagi pelajar pemula. Saya hari itu ditugaskan untuk menjadi murid SMP. Selain itu, saya juga harus memotret berlangsungnya pembelajaran.
Setelah praktiknya selesai, dosen saya kembali mengubah formasi kelas yang tadinya leter U menjadi formasi biasa. Dosen saya memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengomentari praktikan mengajar yang baru saja selesai. Pengamat terus berkomentar, hanya saja komentarnya itu seperti sangat tidak bersahabat. Bisa jadi karena ia juga pengamat perdana.
Kemudian dosen saya ikut mengomentari pengamat terlebih dahulu dan seterusnya mengomentari Nurmala. Beliau juga memberikan nasihat agar dalam kelompok bisa kompak dan bersahabat dalam proses belajar mengajar. Kemudian beliau memberikan apresiasi kepada Nurmala yang sudah berani tampil untuk pertama kalinya dan menutup pembelajaran dengan salam.


Refleksi III

Hari                  : Selasa
Tanggal            : 19 Oktober 2010

Pagi ini adalah pertemuan ke tiga perkuliahan mikro. Sebernarnya pertemuan hari ini adalah pertemuan ke empat, tetapi karena dosen kami pada selasa sebelumnya berhalangan, maka perkulihan tidak dilaksanakan. Sensasi pertemuan pagi ini diwarnai oleh ruangan mikro yang sebelumnya kami tidak pernah merasakan kenyamanannya. Walaupun ruangan itu sedikit kotor, tetapi semangat kami tetap utuh.
Selang beberapa saat, kami pun siap untuk memulai pembelajaran. Pak Teuku mempersilahkan teman saya yang bernama Rini Deviana untuk tampil mengajar dan Khairun Nisach sebagai pengamat. Rini Deviana tampil dengan materi Pantun. Ia sangat bersemangat dan berani tampil sebagai seorang guru. Hal itu terlihat dari ekpresi wajahnya yang biasa-biasa saja tanpa terbeban.
Rini membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian menanyakan kabar siswa dan berpantun untuk memberitahukan kepada siswa bahwa materi hari ini adalah pantun. Rini menjelaskan konsep pantun dengan suara lentang setelah menulis di papan tulis. Setelah penjelasannya selesai, siswa diperintahkan untuk membuat sebuah pantun dan membacanya di depan kelas. Setelah beberapa siswa selesai membaca, kemudian Rini mengambil kesimpulan dari pembelajarannya dan akhirnya menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Kemudian pak Teuku mempersilahkan pengamat untuk mengomentari penampilan pengajar. Setelah pengamat selesai dalam mengomentari, akhirnya pak Teuku juga ikut mengomentari. Setelah itu pak Teuku juga mengomentari tiga map yang ada di tangan beliau. Salah satunya map saya. Saya lupa mengambil berkas perkuliahan sebelumnya di map tersebut. Kemudian beliau mengingatkan kembali jangan malas-malas dengan apa yang telah diperintahkan.
Sebenarnya hari ini tampil dua orang, tetapi karena waktu sangat singkat akhirnya penampilan selanjutnya ditunda. Kemudian pak Teuku memerintahkan saya untuk mengambil kaset pembelajaran di program studi. Akhirnya waktu yang singkat itu kami gunakan untuk menonton model pembelajaran.
Ada tiga materi pembelajaran dari tontonan tersebut. Pada simulasi pertama, dengan materi cerita putri pukes. Simulasi kedua dengan materi musikalisasi puisi dan simulasi ketiga dengan materi berbalas pantun. Semua materi itu menggunakan metode PAKEM. Sangat luar biasa penampilan mengajar abang-abang letting kami itu. Insyaallah kami juga akan bisa seperti mereka.
Setelah tontonan itu selesai, saya mengambil map saya di atas kursi. Kemudian saya melihat refleksi saya, ternyata pak Teuku tidak menandatangani refleksi I dan II saya. Saya paham dengan penjelasan beliau tadi, mungkin saja beliau tidak tahu dengan refleksi yang berada dibawah RPP. Kemudian saya harus mengantarkan kaset pembelajaran kembali ke program studi dan akhirnya langsung pulang.


Refleksi IV

Hari                 : Rabu
Tanggal           : 20 Oktober 2010
Hari ini saya mengikuti perkuliahan mikro di ruang RKU 3 pukul 16.00 WIB. Sesampainya saya di kampus, ternyata saya harus menunggu beberapa menit, karena teman saya yang tampil belum hadir. Tidak lama kemudian, kawan saya pun sampai dan perkuliahan langsung dimulai.
Pak Teuku langsung membuka perkuliahan dan mengintruksikan untuk mengumpulkan refleksi serta memberikan waktu 10 menit kepada teman saya yang baru datang untuk beristirahat sebelum ia tampil. Setelah semua refleksi terkumpulkan dan waktu 10 menit telah berlalu. Pak Teuku langsung mempersilahkan Khairun Nisach untuk tampil sebagai pengajar dan Mutia Safarni sebagai pengamat.
Khairun Nisach memulai pembelajarannya dengan membuka salam. Ia mengajar dengan materi “Menanggapi cara pembacaan puisi”. Ia juga langsung menuliskan hal-hal yang harus diketahui oleh anak didik di papan tulis pada saat pembelajaran berakhir. Setelah itu, ia menjelaskan materinya. Kemudian Ia membagikan permen kepada semua anak didik bersamaan dengan membagikan kertas dan mainan dari kertas berwarna yang tertempel permen. Tidak semua anak didik mendapatkan kertas berwarna itu, dua orang mendapatkan warna merah dan dua orang mendapatkan warna ungu. Dua orang yang mendapatkan warna merah harus membacakan puisi kedepan secara berurutan dan dua orang yang mendapatkan warna ungu harus mampu menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menanggapi cara pembacaan puisi.
Setelah praktik mengajarnya selesai, pak Teuku memberikan komentar dan pengamat juga memberikan komentar. Saya pribadi juga sepakat jika pembelajaran yang dipraktikkan oleh Khairun Nisach sangat bagus dan jika ada kekurangan diberbagai bidang itu hal biasa, karena kami semua masih dalam proses belajar. Setelah itu, pak Teuku langsung mempersilahkan waktu untuk praktikan kedua, yaitu kepada Mutia Safarni sebagai pengajar dan Maslaina sebagai pengamat.
Mutia Safarni membuka pembelajarannya dengan mengucapkan salam. Ia mengajar dengan materi “Membaca indah puisi”. Ia membaca sebuah puisi di depan kelas. Setelah itu, ia membagikan kertas yang berisikan puisi kepada setiap anak didik. Sebagian kertas itu ada nomor di sudut bawah dan yang mendapatkan nomer itu harus membacakan puisi kedepan.
Setelah anak didik tersebut membacakan puisi kedepan, kemudian Mutia memberikan penguatan kepada siswa. Akhirnya pembelajaran pun ditutup dengan mengucapkan salam. Kemudian pak Teuku memberikan komentar terhadap penampilan Mutia. Setelah itu, pengamat juga memberikan komentarnya. Menariknya pengamat mengetahui kelemahan pengajar, yaitu dengan menyatakan keheranannya tentang bagaimana sebenarnya membaca puisi indah itu.









Refleksi V

Hari                 : Selasa
Tanggal          : 26 Oktober 2010
Pertemuan ke V perkuliahan mikro bertempat di gedung training center Unsyiah. Kami kuliah berkolaborasi dengan guru PLPG. Mengingat waktu yang bersamaan, akhirnya pak Teuku terpaksa menggabungkan kami. Sangat mengesankan bagi kami, karena kami bisa bertatap muka dengan para guru yang sering diceritakan pak Teuku pada saat perkuliahan.
Saya merasakan suasana hati yang menyengat di sekujur tubuh, jika mengingat saya akan tampil pada saat itu. Tidak terpungkiri rasa resah itu pun dirasakan oleh teman saya yang akan tampil. Bagaimana tidak, penampilan mereka akan dilihat oleh para guru yang memang sudah menjeluti dunia mengajar bertahun-tahun. Saya sangat bangga kepada mereka. Mereka juga bisa tampil dengan maksimal dan itu patut diberikan apresiasi.
Penampilan pertama yang di praktikkan oleh Maslaina dengan topik “Menulis kreatif puisi dengan keindahan alam” dan penampilan kedua di praktikkan oleh Erisnawati dengan topic “Menemukan tempat atau arah dalam konteks yang seesuai dengan yang tertera pada denah” berlangsung dengan sukses. Walaupun ada beberapa kekurangan yang diutarakan oleh pengamat dan itu adalah menjadi tolak ukur untuk penampilan mereka untuk kedepan.








Perkuliahan kali ini sebenarnya tiga praktikan yang harus diselesaikan, tetapi karena waktu akhirnya hanya dua praktikan saja. Kemudian setelah kedua kelompok selesai tampil kami pun beranjak untuk meninggalkan ruangan perkuliahan mengingat para guru PLPG pun akan mendapatkan pembelajaran dari pak Teuku.









Refleksi VI

Hari                 : Selasa
Tanggal           : 09 November 2010
Untuk penampilan pertama pertemuan ke VI perkuliahan mikro di praktikan oleh Henny Rosmayani dengan topik “ Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif“. Praktikan mengajarnya diamati oleh Uswatun. Suasana kelas kala itu sangat bersahabat untuk proses belajar. Henny pun membuka pembelajarannya dengan mengucapkan salam.
Henny sangat luar biasa, ia bisa mengajak siswa masuk kedalam materi yang ia ajarkan. Dalam hal mengajar, ia mempunyai suara yang jelas untuk didengar oleh siswa dan Ia juga tidak gemetar dalam praktikannya menghadapi siswa. Penampilannya bagus sekali. Saya sangat mengaguminya.
Setelah penampilan mengajarnya selesai, pak Teuku mengambil kesempatan lebih awal untuk menjadi komentator. Setelah pak Teuku selesai mengutarakan komentarnya, kemudian pengamat juga mengomentari praktikan mengajarnya.
Kemudian pak Teuku memberikan kesempatan untuk praktikan selanjutnya. Praktikan itu ditampilkan oleh Uswatun dengan topik “ Berbicara: membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun”. Praktik mengajarnya diamati oleh Lailal Fajri. Seperti biasa Azmi juga membuka pembelajarannya dengan mengucapkan salam. Untuk tahap pertama ia sudah sangat bagus dalam membangun komunikasi dengan siswa.
Setelah Uswatun menjelaskan materinya secara umum, kemudian ia membentuk kelompok-kelompok kecil dengan membagikan kertas berbentuk kodok dengan warna yang berbeda-beda yang telah disediakannya. Setelah kelompok-kelompok kecil itu terrbentuk, kemudian ia memberikan tugas kelompok untuk nantinya akan ditampilkan di depan kelas. Hanya saja dalam praktik mengajarnya saya melihat kurangnya keseriusan. Serius yang saya maksud adalah ia tidak sepenuhnya menganggap kami sebagai siswa.
Setelah penampilan mengajarnya selesai, seperti biasa pak Teuku juga mengambil posisi lebih awal untuk mengomentari penampilan Uswatun. Kemudian Lailal juga mengomentari penampilannya. Berakhirlah pembelajaran kami setelah Lailal selesai mengutarakan komentarnya. Pada pertemuan ini hanya dua orang yang tampil. 







Refleksi VII

Hari                 : Selasa
Tanggal          : 23 November 2010
Hari ini saya datang terlambat. Sesampai saya di kampus pembelajaran telah dimulai. Keterlambatan saya hari ini dikarenakan saya telat bangun tidur. Maklum saja, karena kemaren saya baru saja pulang dari kampung. Sangat melelahkan jika saya mengingat jalan yang berlumpur dan antrian rakit di tengah-tengah perjalanan yang begitu lamanya.
Momentum lebaran pun belum usai dan saya langsung berjabat tangan dengan dosen saya. kemudian dengan kawan-kawan lainnya dengan maksud meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.Kemudian saya mendapatkan informasi bahwa Lailal Fajri dalam keadaan sakit, jadi ia tidak bisa hadir. Seharusnya Lailal menempati posisi pertama tampil untuk pertemuan kali ini, tetapi karena ia tidak hadir maka akan dilanjutkan oleh Evi Suryani.
Evi suryani telah mengambil posisinya sebagai guru dan Cut asniar sebagai pengamat. Evi mengajar dengan materi “mengubah sajian grafik, tabel, atau bagan menjadi uraian melalui kegiatan membaca intensif”. Ia membentuk kelompok-kelompok kecil. Kemudian ia membagikan kertas yang berisikan tabel kepada setiap kelompok. Setiap kelompok membuat uraian dari tabel dalam bentuk kalimat dan dari kalimat akan disusun kedalam poaragraf.
Setelah setiap kelompok menyelesaikan tugasnya, akhirnya perwakilan dari kelompok harus membacakan hasil kerjanya di depan kelas. Semua kelompok pun telah membacakan hasil kerjanya dan kemudian Evi memberikan penguatan dan menutup pembelajaran.
Kemudian pak Teuku mengutarakan komentarnya. Setelah beliau mengutarakan komentarnya beliau juga mengingatkan kembali untuk penampilan kali ini tidak diambil nilainya, tetapi untuk penampilan kedua nantinya itu lah yang menjadi nilai akhir dari pembelajaran mikro. Maka dari itu persiapkan diri untuk penampilan kedua. Kemudian Cut Asniar juga mengutarakan komentarnya. 






Refleksi VIII

Hari                 : Selasa
Tanggal          : 30 November 2010
Lantunan syair terdengar sayup-sayup ditelinga. Suara itu sudah tidak asing lagi untuk didengar. Kala asyiknya saya menikmati lantunan itu, saya sangat terkejut melihat salah seorang dari teman perkuliahan saya terjatuh. Kala itu saya hanya bisa tercengang seperti orang kekosongan pikiran. Saya pun menghampirinya dengan niat ingin membantunya. Suasana sangat kiruh kala itu.
Pada pertemuan sebelumnya ia memang kurang sehat, tetapi saya tidak tahu kenapa pada pertemuan kali ini ia hadir, padahal keadaannya belum begitu membaik. Mungkin saja, ia merasa takut ketinggalan materi. Saya kagum kepada dirinya, tetapi juga kurang baik jika memaksakan diri untuk pergi, karena itu sangat beresiko. Melihat keadaannya yang seperti itu dan dosen pun belum datang akhirnya saya bersama teman pergi kekantin untuk membeli sebotol aqua untuknya. Melihat keadaannya yang tidak memungkinkan untuk belajar, akhirnya ia diantarkan kerumah.
Kemudian kami langsung memasuki ruang perkuliahan dan langsung memulai perkuliahan. Zuhra alfian pun langsung memposisikan diri sebagai praktikan mengajar dan saya hari itu sebagai pengamat. Lantunan salam pun terdengar lentang, artinya Zuhra telah memulai mempraktikkan pembelajarannya. Hal yang paling utama Zuhra menghidupkan laptopnya untuk memperdengarkan syair kepada para siswa.
Saya sempat merasa bingung dalam mengamati pembelajaran. Kenapa tidak, saya juga baru pertama kali memposisikan diri sebagai pengamat. satu-persatu saya menyatat apa yang dilakukannya dalam mengajar. Hal itu yang membuat saya bingung jika memang saya harus memulainya dengan bercerita. Akhirnya saya juga bisa menyelesaikan tugas saya.
Setelah penampilan pertama dari Zuhra, kemudian giliran saya untuk memposisikan diri sebagai praktikan mengajar. Saya merasa sangat menyesal, karena saya tidak menyiapkan diri untuk tampil hari itu. Saya pikir teman saya yang bernama Cut Asniar hari itu hadir, tetapi ia hari itu tidak hadir dan saya sendiri tidak tahu kenapa Ia tidak hadir pada hari itu. Entahlah! 





Refleksi IX

Hari                 : Selasa
Tanggal          : 14 Desember 2010
Hari ini sangat berbeda dengan beberapa hari sebelumnya. Pagi ini, saya merasakan kesegaran yang luar biasa setelah kurang sehat beberapa hari silam. Saya sangat bersemangat untuk mengikuti perkuliahan pagi ini. Saya berharap saya bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari hari-hari sebelumnya. Ternyata apa yang saya harapkan terkabulkan.
Saya bersama teman-teman perkuliahan menyaksikan dua cuplikan yang sangat menarik. Mula-mula saya tidak tahu apa maksud dosen saya menyuruh saya untuk mengambil infokus dan loudspeker di program study, ternyata dosen saya memberikan sebuah tontonan yang sangat berguna untuk meningkatkan motivasi belajar kepada kami.
Cuplikan pertama mengisahkan tentang perjalanan hidup gadis kecil yang ditimpa kemalangan pada usianya yang masih seumur jagung. Mata dan telinganya tidak berfungsi yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya pada masa kecil. Ia tidak bisa menikmati indahnya dunia dengan sempurna, tetapi ia masih bisa menggunakan hati nurani untuk melakukan sesuatu.
Suatu ketika, hadirlah seorang wanita yang sangat mengerti akan dirinya. Ia pun mulai belajar mengenal huruf-huruf dan akhirnya ia bisa menulis. Ia pun bisa menggunakan jarinya untuk meraba tulisan, sehingga ia dapat membaca isi buku. Ia terus belajar dan berkarya untuk dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Akhirnya ia menjadi seorang yang dikenal oleh dunia. Ia tak pernah lupa dengan dirinya yang tak sempurna itu, sehingga pada akhir hayatnya semua kekayaan yang dimilikinya diberikan pada tempat anak-anak yang tuli dan buta. Inilah kisahnya yang tidak pernah menyerah dengan sesuatu yang menimpa dirinya. Iya tetap bersyukur, karena tuhan masih memberinya hati sehingga iya masih bisa melakukan sesuatu.
Setelah cuplikan pertama selesai, kemudian kami menyaksikan cuplikan yang kedua. Cuplikan yang kedua mengisahkan tentang kisah hidup seorang lelaki senja yang cacat kedua kakinya. Ia pun dibenci oleh teman-temannya. Sehingga pada suatu ketika, ia dipukuli temannya. Kemudian ia berjalan pelan-pelan untuk menghindari temannya itu. Akan tetapi, temannya itu tetap mengejarnya dengan menggunakan sepeda. Ia sangat merasa ketakutan, tetapi semangatnya yang luar biasa bisa mengubah dirinya. Ia terus berusaha berlari untuk menghindari teman-temannya itu. Akhirnya ia pun bisa berlari dengan sangat sempurna. Bahkan ia bisa berlari dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga temannya yang busuk hati itu tidak sanggup menandingi kecepatannya berlari.
Kedua cuplikan yang dipertontonkan itu sangat berguna bagi saya. Saya merasa terharu setelah menyaksikan kedua cuplikan itu. Kadang kala saya pernah berfikir dengan fasilitas yang tidak memadai saya malas untuk mengerjakan sesuatu, tetapi sekarang saya sadar segala sesuatu itu pasti akan membuahkan hasil jika memang kita mau berusaha. Seperti halnya beberapa tulisan saya yang pernah saya kirim keserambi, tetapi tidak satu pun tulisan saya itu dimuat. Saya sudah merasa bosan dan tidak bersemangat lagi. Tetapi kali ini saya akan berusaha menulis lagi dan semoga suatu saat nanti tulisan saya akan dimuat.
Saya merasakan perbedaan dalam pembelajaran hari ini. Ketegangan kadang-kadang menghiasi suasana. Wajar jika itu terjadi, karena memang benar sepertinya kami kurang serius dalam belajar belakangan ini. Banyak hal yang tidak serius pada perkuliahan akhir-akhir ini. Ada yang tidak hadir pada saat tampil dan ada juga yang tampil tetapi penguasaan materinya sangat kurang. Bagaimana mau mempraktekkan model pembelajaran jika materi yang diajarkan tidak dikuasai. Saya juga melihat beberapa teman saya yang tampil hari ini, mereka juga tidak sepenuhnya menguasai materinya.
Akhir perkuliahan pak Teuku menegaskan kembali untuk serius dalam belajar. Siapapun yang akan tampil untuk pertemuan selanjutnya, harus memaparkan materi yang akan diajarkan dalam waktu 10 menit. Hal ini dilakukan agar praktikan benar-benar menguasai materi yang akan diajarkannya. Barang siapa yang nantinya tidak menguasai materi, maka tidak diperbolehkan untuk tampil.





Refleksi X

Hari                : Selasa
Tanggal         : 21 Desember 2010
Pagi yang begitu indah. Cahayanya  menebarkan hawa panas kesegaran. Saya melaju bagaikan kura-kura berjalan. Bagaimana tidak, enam tahun sudah berlalu dalam hampaan keterpurukan, kini terlihat begitu padatnya pemakai jalan untuk menuju ketempatnya beraktivitas. Walaupun begitu, saya tetap sampai ketujuan. Semuanya berlalu begitu saja.
Biasanya kami kuliah di RKU III ruang Gurdacil. Berhubung hari itu ruang Gurdacil dipakai, terpaksa kami harus mencari ruang di gedung MTL. Hari ini adalah hari pertama kami melaksanakan praktikan kedua. Praktikan kedua ini adalah praktikan terakhir untuk kami dalam perkuliahan. Artinya penampilan ini adalah final bagi kami.
Praktikan pertama untuk hari ini adalah Nurmala, tetapi Nurmala belum siap untuk tampil. Nurmala tidak menuliskan SK dan KD pada kertas plano yang akan ditempelkan ke depan. Kemudian praktikan pun dialihkan kepada Rini Deviana, tetapi Rini juga dinyatakan tidak siap. Akhirnya Khairun Nisach yang dinyatakan siap untuk menjadi praktikan pertama.
Nisa langsung membuka salam untuk membuka pembelajaran. Ia mengajar dengan SK “Mendengarkan: memahami cara membaca puisi” dan KD “Menanggapi cara pembacaan puisi”.
Ia mengajar dengan membuat sebuah perlombaan kepada siswa. Ia meminta empat orang siswa untuk menjadi protokol satu orang dan juri tiga orang, selebihnya adalah sebagai peserta. Protokol langsung membuka acara dan memanggil peserta untuk membacakan puisi ke depan. Setelah pembacaan puisi oleh peserta selesai protokol memberikan waktu kepada dewan juri untuk berkomentar. Begitu seterusnya hingga selesai. Kemudian dewan juri sejenak bermusyawarah untuk menentukan pemenang. Setelah itu Nisa memberikan hadiah bagi yang memperoleh juara satu, dua, dan tiga. Kemudian, Nisa memberikan penguatan dan menutup pembelajaran.
Praktikan seterusnya kembali kepada Rini. Ia telah menuliskan SK dan KD. Ia pun dinyatakan siap setelah memaparkan materi yang dikuasainya. Ia mengajar dengan SK “Menulis: mengekpresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng” dan KD “Menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun”.
Salam pun terucap dan itu petanda pembelajaran yang akan di praktikkan Rini sudah dimulai. Rini menjelaskan materinya secara umum. Saya sedikit kurang mengerti dengan model pembelajarannya, karena saya tidak sebagai siswa dalam pembelajarannya. Alasannya, ada sedikit kesalahan dalam menghitung jumlah pantun yang sudah dirancangnya. Ia pikir untuk praktikan perkuliahan masih ada yang menjadi pengamat. Akhirnya saya hanya memotret mereka saja. Kemudian pada akhir pembelajaran, ia menyuruh siswa membuat pantun untuk dikumpulkan. Ia pun mengakhiri pembelajarannya setelah siswa mengumpulkan tugasnya.
Kemudian praktikan ketiga oleh Mutia Safarni. Ia pun dinyatakan siap setelah pemaparan penguasaan materinya selesai. Ia mengajar dengan SK “Membaca: memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak” dan KD “Membaca indah puisi dengan menggunakan ireama, volume, suara, mimic, kinesik yang sesuai dengan isi puisi”.
Ia membagikan siswa kedalam tiga kelompok. Kemudian ia memberikan teks puisi dan alat musik yang telah ia sediakan kepada masing-masing kelompok. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan musik yang cocok sesuai dengan teks puisi yang dibagikannya. Setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi, akhirnya tiap kelompok membacakan puisi tersebut dengan menggunakan alat musik yang telah ia bagikan.
Setelah semua kelompok selesai memperlihatkan kemampuannya, akhirnya setiap kelompok diminta untuk mengomentari tiap-tiap kelompok. Ia juga mengomentari semua kelompok. Kemudian ia memberikan penjelasan dan akhirnya ia menutup pembelajaran.

Refleksi XI

Hari                : Selasa
Tanggal         : 28 Desember 2010
Hari ini, selasa 28 Desember 2010, saya mengikuti perkuliahan mikro. Saya melihat teman-teman sudah berada di ruang Gurdacil. Tidak lama kemudian, Pak Teuku memasuki ruangan untuk memulai perkuliahan. Adek-adek leting 2008 pun ikut masuk atas instruksi beliau. Nurmala langsung mengambil posisinya sebagai guru pada hari itu.
Setelah beberapa menit ia memaparkan materi pembelajarannya, ia pun dinyatakan siap untuk tampil sebagai praktikan mengajar. Ia langsung membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Ia juga mengajak siswa untuk berinteraksi sejenak dalam upayanya merangsang siswa untuk masuk ke dalam materi yang ia ajarkan. Selang beberapa saat, kami pun harus meninggalkan ruang Gurdacil, karena ruang itu akan dipakai. Nurmala pun harus menghentikan praktikan mengajarnya.
Pak Teuku menyuruh kami untuk mencari ruang lain. Kebetulan ada ruang kosong dan kami pun langsung menggunakan ruang itu untuk melanjutkan perkuliahan kami. Nurmala kembali melanjutkan praktikan mengajarnya. Ia membagikan siswa ke dalam tiga kelompok dengan membagikan permen yang dibalut kertas. Permen dalam kertas itu terdiri atas tiga jenis dan yang mendapatkan permen yang sama maka dinyatakan satu kelompok.
Ia mengajar dengan SK “ Mendengarkan: mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan” dan KD “ Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan”. Agar pembelajarannya mencapai target, ia pun menyuruh kelompok satu untuk membacakan dongeng yang telah ia siapkan, sedangkan kelompok lain harus menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang dibacakan oleh teman kelompok.
Setelah siswa selesai mengerjakan tugasnya, ia pun menyuruh masing-masing kelompok untuk menulis hal-hal yang menarik kepapan tulis. Kemudian ia memberikan komentar kepada masing-masing kelompok dan memberikan penguatan tentang materi dongeng. Ia pun menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.




Refleksi XII

Hari                : Selasa
Tanggal         : 04 Januari 2011
Pertemuan kali ini, kami tidak lagi tampil sebagai guru praktikan, tetapi hanya memaparkan penguasaan materi masing-masing yang telah ditetapkan. Pak Teuku hanya menilai kami dalam menguasai materi yang akan kami ajarkan pada pemodelan pembelajaran. Hal ini terjadi, karena masih sangat banyak diantara kami yang belum tampil sebagai guru praktikan. Waktu berakhirnya perkuliahan pun sudah diambang pintu, karena suasana saat ini sudah sampai pada waktu pergantian semester.
Meskipun begitu, target perkuliahan harus tetap selesai. Artinya, kami harus tetap menampilkan model pembelajaran di luar pengawasan Pak Teuku. Hanya saja, kami harus membuat laporan tampil dengan menetapkan dua orang sebagai pengamat dalam satu praktikan. Setelah proses pemaparan materi selesai, perkuliahan pun berakhir. Kami langsung membuat sebuah kesepakatan untuk menetapkan waktu untuk menyelesaikan target perkuliahan kami. Kami pun sepakat untuk besok rabu, pukul 11.00 WIB yang bertempat di RKU III. Akhirnya kami bergegas melanjutkan aktivitas masing-masing.

Refleksi XIII

Hari                : Rabu
Tanggal         : 05 Januari 2011
Hari ini kami mengadakan perkuliahan tambahan tampa pengawasan Pak Teuku. Suasana sedikit kacau, jika tidak ada dosen yang mengawasi. Akhirnya saya mengambil alih untuk menenangkan suasana itu. Mereka pun mendengarkan apa yang saya utarakan, meskipun itu hanya sesaat. Akhirnya saya menjumpai Pak Teuku untuk menanyakan apa yang mesti dijadikan laporan untuk masing-masing penampilan. Pak Teuku lansung menginstruksikan untuk menetapkan dua orang sebagai pengamat. Saya sangat senang dengan instruksi Pak Teuku, karena dengan begitu mereka tidak berani lagi untuk memotong waktu bagi mereka yang akan tampil.
Untuk tampilan pertama, kami memberikan kesempatan kepada Maslaina. Ia mengajar dengan KD “ Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam”. Ia pun tidak menyia-nyiakan waktu. Ia langsung membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pada tahap awal, ia berinteraksi sejenak dengan siswa dan menjelaskan materi secara umum. Pada kegiatan inti, ia menginstruksikan siswa untuk sejenak menikmati keindahan alam sekitar kampus dan akhirnya siswa harus melahirkan sebuah puisi. Pada kegiatan akhir, ia juga mampu memberikan penguatan kepada siswa dan akhirnya menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Seterusnya, Henny Rosmayani tampil sebagai praktikan kedua. Ia mengajar dengan KD “ Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif”. Pada tahap awal, ia mampu mengajak siswa masuk dalam materi yang akan diajarkannya dan sedikit memaparkan materi pembelajaran. Pada kegiatan inti, ia mengubah formasi kelas menjadi berkelompok. Ia membagi siswa dalam tiga kelompok. Tiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi sejenak dalam hal menyelesaikan tugas yang telah ditetapkannya. Setelah semua kelompok selesai dalam mengerjakan tugas, akhirnya setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya ke depan. Pada kegiatan akhir, ia juga mengomentari hasil kerja siswa dan memberikan penguatan materi.
Kemudian, untuk praktikan yang ketiga kawan-kawan memberikan waktu untuk saya. Saya mengajar dengan KD “ Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif”. Alhamdulillah, saya bisa mengajar dengan memenuhi tuntutan indikator yang telah saya tetapkan dalam RPP. Untuk penjelasan mendetail tentang proses pembelajaran yang saya tampilkan itu tertera pada case stady yang telah saya siapkan.
Penampilan keempat ditampilkan oleh Hidayatullah. Ia mengajar dengan KD “ Menulis hasil opservasi dalam bentuk paragraf deskriptif”. Pada tahap awal, Hidayatullah memberikan gambaran umum tentang materi yang diajarkannya. Pada kegiatan inti, ia memberikan tugas kepada siswa untuk membuatkan paragraf deskriptif. Seterusnya, ia menyuruh siswa untuk menukarkan hasil kerja mereka. Setiap siswa mengoreksi hasil kerja temannya. Pada kegiatan akhir, ia pun memberikan penguatan kepada siswa.
Praktikan kelima ditampilkan oleh Cut Asniar. Saya diminta untuk menjadi pengamat pembelajarannya. Ia mengajar dengan KD “ Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki”. Ia memulai pembelajarannya dengan mengucapkan salam. Pada tahap awal, ia sedikit menjelaskan materi pembelajarannya. Kegiatan inti ia gunakan untuk memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruh siswa membuat daftar pustaka dengan data yang telah ia siapkan. Ia juga mengontrol siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Pada kegiatan akhir, ia menjelaskan materi secara mendetail dan akhirnya menutup pembelajaran.
Berakhirlah perkuliahan kami setelah Cut Asniar selesai menampilkan pembelajarannya, karena ada teman yang ingin mengikuti final perkuliahan yang lain. Akhirnya kami membuat kesepakatan untuk mengadakan perkuliahan tambahan pada hari kamis, pukul 10.00 WIB di tempat yang sama.


Refleksi XIV

Hari                : Kamis
Tanggal         : 06 Januari 2011
Kamis, 06 Januari 2011, kami mengadakan perkuliahan tambahan untuk menyelesaikan target perkuliahan mikro sesuai dengan kesepakatan yang telah kami tetapkan pada hari sebelumnya. Target dari kesepakatan kami adalah semua yang belum tampil mempraktikkan pemodelan pembelajaran harus selesai pada pertemuan kali ini.
Untuk praktikan pertama ditampilkan oleh Erisnawati. Ia mengajar dengan KD “ Menemukan tempat atau arah dengan konteks yang sesuai dengan yang tertera pada denah”. Pada tahap awal, ia melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang berkenaan dengan materinya. Pada kegiatan inti, ia membagikan siswa berkelompok dan memberikan tugas. Ia juga memberikan penguatan materi pada kegiatan akhir pembelajaran dan akhirnya menutup pembelajaran.
Kemudian Uswatun Hasanah tampil sebagai praktikan kedua. Ia mengajar dengan KD “ Berbicara: membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta”. Pada tahap awal, ia telah mampu mengajak siswa masuk ke materi yang ia ajarkan, ia pun menginformasikan topik pembelajaran kepada siswa. Pada kegiatan inti, ia memberikan tugas individu. Setiap siswa harus mampu berbicara dalam hal membawa acara. Kemudian Uswatun dan siswa sama-sama berkomentar tentang penampilan temannya. Pada kegiatan akhir, ia memberikan penguatan materi pada siswa dan menyimpulkan materi pembelajaran. Ia menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Zuhra Alfian tampil sebagai praktikan ketiga. Ia mengajar dengan KD “ Menentukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan. Ia membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pada kegiatan awal, ia menginformasikan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti, ia mengubah formasi kelas menjadi berkelompok. Ia membagikan kertas yang berisikan syair kepada setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dalam hal menemukan amanat dan pesan yang terkandung dalam syair yang telah ia bagikan. Setiap perwakilan kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusinya, begitu seterusnya hingga selesai. Pada kegiatan akhir, ia memberikan penguatan dan membacakan syair yang telah ia tepelkan ke papan tulis dan akhirnya menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Selanjutnya, Evi Suriani tampil sebagai praktikan keempat. Ia mengajar dengan KD “ Mengubah sajian grafik, tabel, atau bagan menjadi uraian melalui kegiatan membaca intensif”. Pada tahap awal, Evi menginformasikan materi pembelajaran yang akan ia ajarkan dan ia juga memaparkan materi. Pada kegiatan inti, ia membagikan lembaran tugas yang berisikan tabel kepada masing-masing siswa untuk membacakan informasi yang terkandung dalam tabel tersebut. Ia mengakhiri pembelajarannya setelah memberikan penguatan materi kepada siswa.
Praktikan terakhir ditampilkan oleh Lailal Fajri. Lailal mengajar dengan KD “ Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan folume suara yang jelas”. Ia sudah sangat bagus dalam hal mengajar. Pada tahap awal, ia berinteraksi dengan siswa terkait siswa yang tidak hadir. Kemudian, ia memancing siswa untuk masuk ke dalam materi pembelajarannya. Pada kegiatan inti, ia membagikan permen kepada setiap siswa dengan jenis permen yang berbeda. Ia membagikan kelompok sesuai dengan jenis permen. Ia memberikan teks berita kepada setiap kelompok. Setiap kelompok berdiskusi untuk memahami isi berita yang dibagikannya dalam waktu lima menit. Setiap perwakilan kelompok membacakan berita. Kemudian kelompok lain diminta untuk mengomentari kelompok yang sudah membacakan teks berita tersebut. Begitu seterusnya. Kemudian pada kegiatan akhir, ia pun memberikan penguatan materi dan akhirnya menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.



 Mengetahui,                                     Banda Aceh20 Oktober 2010
Dosen Pengasuh                               Praktikan



Drs. Teuku Alamsyah, M. Pd.            Teuku Asrul
NIP 1966060619922031005             NIM 0706102040070